SULSELTA.CO.ID (Lutim) — Konflik merupakan perseteruan dalam masyarakat. Dimana, akibatnya tidak hanya mengganggu bagi keamanan dan ketertiban, tapi dapat merugikan dan membahayakan bagi diri sendiri.
Konflik juga menjadi masalah yang serius, dan perlu menjadi perhatian khusus bagi pemimpin didaerah. Dimana, keberhasilan suatu pemimpin dapat diukur dari besar atau kecilnya konflik yang terjadi di daerah wilayahnya.
Seperti halnya di daerah Kabupaten Luwu Timur, khususnya Kecamatan Burau, beberapa desa ada yang menjadi langganan terjadinya konflik. Bahkan kadang konflik terjadi berulang dan merugikan masyarakat.
Ibnu, Pemuda asal Desa Mabonta, yang juga sebagai Ketua Komunitas Pemuda Pesisir (Kopesi) mengatakan jika Konflik yang kerap terjadi di daerah Burau menjadi tidak asing lagi di telinga masyarakat, namun hal tersebut sangat memprihatan dikarenakan berdampak merugikan kepentingan masyarakat banyak.
Menurutnya, kerasnya pengaruh lingkungan dan semakin bertambahnya pengangguran menjadi penyebab utama terjadinya konflik yang menyelimut dikalangan pemuda, banyaknya waktu yang digunakan untuk hal yang tidak berguna, menimbulkan pola pikir yang sempit.
“Harapan kami sangat besar kepada pamerintah semoga membuka mata, menangani dengan serius apa yang menjadi soal di daerah ini”, tuturnya.
(Rafli)
Discussion about this post